Ada seorang kaya yang selalu memakai dua orang arsitek yang juga menjadi kontraktor untuk membangun rumah-rumah yang akan dijualnya. Yang seorang jujur, dan yang lainnya suka mencuri bahan.
Tetapi, si pemilik itu tidak pernah mengusiknya. Pada suatu saat ia sudah tua, ia memanggil kedua kontraktor itu secara bergantian, dan meminta untuk terakhir kalinya untuk membangun masing-masing satu rumah yang besar untuk menjadi peringatan bagi setiap mereka. Kontraktor pertama mengatakan dalam hatinya: “Ini kesempatan terakhir saya untuk membangun rumah orang tua itu. Sudah bertahun-tahun saya bekerja baginya, dan saya sudah mendapat banyak keuntungan dari dia. Mungkin kini ia membangun rumah untuk dirinya dan keturunannya. Saya akan membangun rumah yang terbaik dengan keuntungan serendah mungkin, supaya ia akan tetap mengingat saya.” Lalu, ia membangun rumah dengan sebaik mungkin untuk dipersembahkan kepada orang tua itu.
Tetapi, kontraktor yang satu lagi berpikiran lain, “Ini kesempatan terakhir. Kalau tidak mengambil bahan sebanyak-banyaknya, pasti tidak akan ada kesempatan baik seperti ini lagi.” Maka, ia mengkorupsi banyak sekali bahan dari pembangunan rumah itu. Dan waktu yang ditetapkan, keduanya datang untuk menyerahkan kunci. Pada malam itu, di dalam pesta, orang kaya itu berkata: “Rumah yang kalian bangun sebenarnya sudah saya siapkan untuk menjadi hadiah bagi kalian masing-masing, karena saya mengingat apa yang sudah kalian kerjakan bagi saya.”
Kemudian, kedua kontraktor itu secara bergantian dipanggil kedepan untuk menerima kembali kunci rumah masing-masing. Kontraktor yang bekerja dengan jujur menerima dengan penuh ucapan syukur, tetapi kontraktor yang bekerja dengan tidak jujur merasa menyesal sekali karena telah membangun rumah seperti itu. Akhirnya, yang dikerjakannya tidak ditanggung oleh orang lain, tetapi ditanggung oleh diri sendiri!
Jika kita tidak setia dengan apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita, maka Ia tidak akan mempercayakan rahasia Kerajaan Allah kepada kita.
0 comments:
Post a Comment