Mat 16:18-19 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini AKU akan mendirikan jemaat-KU (MY CHURCH) dan Alam Maut (the GATES of Hades) tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan Kunci Kerajaan Sorga (the KEYS of The Kingdom of Heaven) . Apa yang kauikat (BIND) di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan (LOOSE) di dunia ini akan terlepas di sorga."
Sejak pertama kali Yesus mendirikan GerejaNYA, Dia sudah berkata Gereja diberikan Otoritas Kerajaan Allah untuk menghancurkan Pintu-pintu Gerbang Kerajaan Setan yang menguasai setiap Kota. Gereja memiliki Kunci-kunci Kerajaan Surga untuk menutup Pintu-pintu Gerbang Kerajaan Setan, untuk mengikat/ melarang roh jahat dan melepaskan/ mengijinkan Roh Allah bekerja.
Ada 3 karakteristik utama untuk menjadi Gereja Kesaksian Kerajaan Allah seperti ini:
1.KEPEMIMPINAN BERHATI BAPA
Kepemimpinan dalam Gereja haruslah memiliki Gaya Hidup Yesus. Ciri utama kepemimpinan Yesus adalah menjadi BAPA. Yoh 14:7 Sekiranya kamu mengenal AKU, pasti kamu juga mengenal BAPA-KU. Sekarang ini kamu mengenal DIA dan kamu telah melihat DIA." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah BAPA itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kebutuhan terbesar umat Tuhan adalah menemukan Pemimpin Jemaat sebagai Bapa/Ibu Rohani bagi mereka. Seringkali di gereja, Kepemimpinan hanya berfungsi sebatas Koordinator/ Ketua tetapi belum menjadi Bapa/Ibu Rohani. Bapa Rohani selalu menginvestasikan hidupnya untuk memaksimalkan Anak-anak Rohaninya. Pemimpin bukanlah seorang ”Superstar/ one man show” tetapi menjadi Pelatih/ Mentor untuk setiap jemaat dapat bertumbuh dan berfungsi maksimal sesuai Panggilan Allah bagi mereka masing-masing.
2.NILAI KERAJAAN ALLAH
Ada 2 nilai luhur dalam Kerajaan Allah yaitu KEHAMBAAN dan KESATUAN. Fil 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang HAMBA, dan menjadi sama dengan manusia. Yesus adalah Kepala/ Pemilik/ Pendiri Gereja, kita adalah Hamba-hambanya. Nilai Kehambaan harus dimulai dari Keteladanan Gembala Sidang sampai terimpartasi ke seluruh para pelayan. Gereja yang memiliki Roh Kepemilikan (di tingkat Gembala, Donatur, Koord Dept.) akan menjadi penghalang untuk gereja itu dapat memobilisasi setiap orang percaya menjadi maksimal.
Yoh 17:23 Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi SATU, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Gereja Kesaksian Kerajaan Allah adalah gereja yang mencintai Tubuh Kristus bahkan rela berkorban untuk membangun Kesatuan Tubuh Kristus di setiap Kota. Saat ini kita harus melawan Roh Denominasi dan Roh Persaingan yang membuat Tubuh Kristus sakit.
3.VISI KERAJAAN ALLAH
Ef. 1:22-23 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi SEMUA dan SEGALA SESUATU. Kol 1:19-20 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan SEGALA SESUATU dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Yesus berkata bahwa Gereja yang adalah TubuhNYA harus mempunyai 2 visi/misi:
1.PENGINJILAN: membawa setiap ORANG didamaikan dengan Allah Mobilisasi setiap orang percaya dimuridkan untuk melakukan Pelayanan Orang Percaya (Kesaksian, Kesembuhan Batin, Pelepasan, Kesembuhan/Mujizat dan Pemuridan)
2.TRANSFORMASI: membawa SEGALA SESUATU didamaikan dengan Allah Gereja tidak menjadi Institusi yang terpisah dengan dunia tetapi bahkan menjadi Pusat Pelatihan, Penghubung dan Pengutus setiap Murid Kristus menghadirkan Kerajaan Allah di setiap bidang Kehidupan (Bisnis, Pendidikan, Sosial/Kemiskinan, Politik, Sport, Seni/Musik, Media dll.) Inilah Rencana Tuhan di akhir zaman yaitu memulihkan gerejaNYA untuk menjadi Gereja Kesaksian Kerajaan Allah. Mat. 24:14 Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.
[Budi Setiawan, Fasilitator Nasional BIP]
Friday, October 24, 2008
Gereja Kesaksian Kerajaan Allah
Monday, October 20, 2008
Jangan Menahan Kebaikan
Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.
(Amsal 3:27)
Renungan:
Seorang perempuan tua yang lusuh dan lapar duduk mengemis di pinggir jalan raya, saat itu anda sedang melewati jalan tersebut dan melihat pengemis tersebut, apa yang akan anda lakukan? Menjadi berkat bagi pengemis itu atau melewatinya saja tanpa peduli? Amsal ini berkata Janganlah menahan kebaikan! Dengan kata lain, kita tidak boleh enggan, takut, bermalas-malasan atau berbelok kejalan lain ketika kesempatan untuk melakukan perbuatan baik itu ada didepan kita. Jika kita mampu melakukan kebaikan tersebut, mengapa kita tidak melakukannya? Allah kita adalah Allah yang penuh kasih, menyembuhkan, membangun, memulihkan dan menguatkan. Jika kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, mengapa kita tidak juga melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti yang Allah lakukan bagi umat-Nya?
Refleksi:
1.Seberapa sering kita mengulurkan tangan kita untuk orang-orang yang berhak menerimanya?
2.Apakah kita sudah menjadi rekan sekerja Allah yang baik bagi orang-orang di sekitar kita?
Repetisi:
1.Tempatkan kata “Peduli” dihati kita.
2.Memberi adalah suatu kehormatan dari Tuhan, jika kita mampu memberi untuk orang lain, berarti Tuhan mempercayai kita untuk dipakai-Nya.
Belajar dan Mendengar
Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan.
(Amsal 1:5)
Renungan:
Belajar adalah jalan untuk menjadikan seorang maju. Seorang pembesar tidak mungkin hanya bersantai-santai untuk menjadikan ia berhasil tanpa belajar dengan sungguh-sungguh. Thomas Alfa Edison - seorang penemu lampu pijar -, dalam eksperimennya ia mengalami kegagalan sebanyak 9000 kali, bahkan ia berkata beruntung menemukan 8999 cara yang salah dalam membuat bola lampu (www.pikiran-rakyat.com). Thomas Alfa Edison tak pernah berhenti untuk belajar, hingga membuat ia berhasil untuk menjadi pengubah dunia dengan temuan-temuannya. Amsal di atas dikatakan adalah baik untuk kita menambah ilmu. Ketika kita berhenti untuk belajar, berarti kita berhenti untuk menjadi orang sukses.
Refleksi:
1.Apakah saya masih memiliki spirit yang antusias untuk belajar?
2.Apakah saya masih tetap bangkit untuk belajar dari setiap kesalahan yang saya buat dalam hidup saya?
Repetisi:
Belajar tidak pernah membuat kita rugi, untuk itu miliki tekad untuk terus belajar.
Melayani Kristus bukan manusia
Melayani Kristus bukan manusia
Seorang utusan injil yang setelah bertahun-tahun melayani di Afrika dengan penuh pengorbanan kembali ke negerinya. Di dalam kapal yang ditumpanginya ada Presiden Theodore Roosevelt yang baru kembali ke Amerika Serikat setelah berburu binatang di Afrika. Ketika kapal itu tiba di pelabuhan New York, rakyat banyak menyambut presiden itu dan para wartawan hadir disana untuk membuat laporan tentang peristiwa tersebut. Utusan injil tua beserta istrinya itu lalu berjalan keluar dari kapal tanpa diperhatikan orang dan meneruskan perjalanan mereka menuju sebuah hotel yang murah untuk menginap sebelum pergi menuju bagian barat Amerika Serikat.
“Sama sekali tidak adil!” kata utusan injil itu kepada istrinya dengan nada yang agak kesal. “Kita mengabdikan hidup kita di Afrika untuk memenangkan jiwa bagi Kristus, dan pada waktu kita kembali ke negeri kita, tidak ada seorangpun yang menyambut kita dan kita tidak menerima hadiah apapun. Sedangkan presiden telah menembaki banyak binatang dan ia menerima sambutan yang meriah!”
Pada waktu mereka berdoa sebelum istirahat, Tuhan berbicara kepada mereka, “Tahukah kamu mengapa kamu belum menerima hadiahmu, anak-anakKu? Karena kamu belum pulang!”
Jadi, kita harus melayani Kristus, bukan melayani manusia. Kita akan menerima hadiah dari Kristus, bukan dari manusia.
“Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung...supaya kamu mengikuti jejak-Nya” (1 Petrus 2:19-21)
sumber: Secangkir Sup bagi jiwa anda #1, Metanoia Publishing
Kaisar Bijak
Dahulu, di negeri Cina, hiduplah seorang kaisar yang adil.
Suatu saat sang kaisar mengalami musibah yang menyebabkan pendengarannya hilang. Ia menangis tersedu-sedu. Kerabat dan para menterinya pun ikut menangis.
Tetapi kaisar berkata: "Aku menangis bukan karena pendengaranku hilang, tetapi karena tidak bisa lagi mendengar keluhan dan pengaduan rakyatku. Mulai saat ini perintahkan kepada semua rakyatku untuk tidak memakai baju merah, kecuali mereka yang terzalimi dan terampas hak-haknya, agar aku bisa melihatnya karena aku tak bisa lagi mendengar."
Orang yang baik tak pernah kehilangan akal untuk berbuat adil. Walaupun kehilangan salah satu organ tubuh, namun tak menghalanginya untuk berbuat bijak.
Sumber: www.sahabatsurgawi.net
Penjual Balon
Ada seorang penjual balon menjajakan barang dagangannya di jalan-jalan. Jika penjualannya agak lesu, ia melepaskan sebuah balon. Sementara balon yang dilepas terbang di udara, sekelompok pembeli yang baru berkerumun dan penjualannya meningkat lagi selama beberapa menit.
Dia mengganti-ganti warna balon yang dilepasnya, mula-mula balon putih, kemudian balon merah, dan berikutnya balon kuning. Beberapa waktu kemudian, seorang bocah negro menarik lengan mantelnya, menatap mata si penjual balon dan mengajukan pertanyaan yang mendalam, “Pak, jikalau anda melepaskan balon hitam, apakah akan naik?” Penjual balon itu lalu melihat
kepada si anak kecil dan ia menjawab, “Nak, apa yang ada didalam balon itulah yang membuatnya bisa naik.”
Dengan mata yang baik kita melihat untuk lari, atau berjalan, bekerja atau bermain. Orang yang bisa melihat dengan hati dan dengan matanya juga bisa menjangkau dan menyentuh jiwa di dalam manusianya dan mengungkapkan kebaikan yang ada di dalam dirinya. Ya, penjual balon ini memang “benar”. Apa yang ada di dalam diri andalah yang akan membuat anda naik.
“Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang didepan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” (1 Samuel 16:7b)
sumber: Secangkir Sup Bagi Jiwa Anda #1
Berbelas Kasihan
Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Amsal 31:20
Renungan
Amsal di atas adalah gambaran dari seorang yang hidupnya penuh dengan belas kasihan untuk orang-orang lemah. Ia tidak ragu-ragu memberikan tangannya kepada yang tertindas dan selalu mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Seorang yang hidupnya untuk berbagi kepada orang lain terutama kepada kaum yang lemah. Membuka tangan kita untuk orang-orang yang lemah sangat disukai Tuhan dan Ia akan membalas dengan berkat-Nya yang berkelimpahan. II Korintus 9: 7-8 berkata, “...sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” Mari kita menjadi orang yang dikasihi Tuhan dengan melakukan apa yang amsal di atas katakan.
Refleksi
1.Apakah saya selalu memberikan tangan saya kepada orang yang membutuhkan?
2.Sudahkah saya menjadi orang yang dikasihi Allah?
Repetisi
1.Milikilah belas kasihan untuk orang-orang yang lemah.
2.Tanyakan pada diri anda saat anda melihat orang yang lemah, apa yang tangan saya bisa lakukan untuk mereka?
www.abbalove.org
Dimana talinya?
Baru-baru ini, ketika keluar untuk menikmati masakan China dengan teman-teman, saya memerhatikan seorang pria berjalan-jalan bersama anjingnya melewati restoran. Biasanya saya hanya melihat sekilas. Namun, pemilik anjing itu mengambil tali anjing, membentuknya seperti angka delapan, dan meletakkannya kuat-kuat di moncong anjing itu. Teman-teman saya menjelaskan bahwa di kota mereka, membawa anjing berjalan-jalan tanpa tali merupakan pelanggaran terhadap hukum. Pemilik anjing yang pintar itu menemukan celah di dalam peraturan itu - undang-undang tersebut tidak menyebutkan bahwa orang harus memegang talinya! Yang mengherankan bukanlah celah dalam peraturan itu, tetapi anjing yang berjalan dengan patuh di samping tuannya. Padahal ia dapat melarikan diri untuk mengejar seekor tupai di dekatnya.
Perjalanan kita bersama Allah seharusnya seperti itu. Walaupun Allah, dalam belas kasih-Nya, memberi kita kendali yang panjang dan jarang memberi kita pecutan rohani dengan menarik kendali itu keras-keras, Dia tidak senang jika harus berjuang agar kita tetap berada di jalan yang benar. Sebaliknya, Dia senang apabila kita berjalan bersama-Nya dengan hati berserah.
Apakah yang dituntut TUHAN daripadamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu? (Mikha 6:8)
sumber: www.glorianet.org
Kabar baik dan kabar buruk
Suatu hari, dua pria sedang berbicara tentang olah raga favorit mereka: bisbol. Mereka berdiskusi tentang bintang-bintang bisbol Amerika zaman dulu yang sangat berarti bagi mereka. Dan, walaupun terdengar filosofis, percakapan mereka selalu menyingung tentang bisbol.
“Menurutmu apakah kelak ada bisbol di surga?” tanya Joe.
“Tentu saja,“ jawab Mickey, “ kalau tidak, itu bukan surga namanya.”
Kemudian, suatu malam saat Mickey tertidur pulas, Yesus menampakkan diri kepadanya. Ia muncul dalam bentuk sinar terang yang turun dari langit menuju kaki tempat tidur Mickey. Saat sinar itu membangunkannya, wajah Mickey menjadi pucat karena takut.
“Tenanglah, Mickey, “ Yesus meyakinkannya. “Kau tak perlu kuatir. Aku datang untuk membawa kabar baik dan kabar buruk.”
“Apa kabar baiknya?” tanya Mickey
“Kabar baiknya adalah, memang benar ada bisbol di surga.”
“Bagus!” jawab Mickey. “Lalu, kabar buruknya?”
“Kabar buruknya, kau harus main bisbol di sana hari Minggu nanti.”
Allah ingin terlibat di dalam setiap kegiatan, setiap percakapan, setiap masalah, bahkan di dalam setiap pemikiran Anda.
TIDAK PUNYA WAKTU
Seorang profesor di sebuah sekolah Alkitab memberi sebuah instruksi kepada mahasiswanya ketika mereka akan mengikuti ujian akhir, “Dalam waktu 30 menit tuliskan tentang Allah, dan 30 menit kemudian gunakan untuk menceritakan apa yang kamu ketahui tentang iblis!”
Salah seorang mahasiswa sangat asyik mengerjakan bagian yang pertama tentang Allah sehingga ia lupa waktu. Ketika waktunya telah mencapai 60 menit, ia masih menuliskan tentang pribadi Allah dan karakter-Nya. Sebelum menyerahkan kertas ujiannya ia ceritakan cepat-cepat menulis kata-kata berikut ini di bagian bawa kertasnya, “Saya tidak punya waktu untuk iblis.”
Saya tidak tahu berapa nilai ujiannya, mungkin juga ia gagal. Tetapi, suatu kalimat yang tepat untuk diucapkan oleh orang-orang Kristen telah ditulisnya, “SAYA TIDAK PUNYA WAKTU UNTUK IBLIS”. Ini adalah suatu berkat untuk kita.
Sejauh mana kita akan sadar akan kehadiran Allah dalam hidup kita? Hanya dengan takut akan Tuhan membuat kita sadar akan hadirat-Nya.
Sumber: Secangkir sup bagi jiwa Anda 5 (Timotius Adi Tan, Metanoia Publishing)
Ditanggung diri Sendiri
Ada seorang kaya yang selalu memakai dua orang arsitek yang juga menjadi kontraktor untuk membangun rumah-rumah yang akan dijualnya. Yang seorang jujur, dan yang lainnya suka mencuri bahan.
Tetapi, si pemilik itu tidak pernah mengusiknya. Pada suatu saat ia sudah tua, ia memanggil kedua kontraktor itu secara bergantian, dan meminta untuk terakhir kalinya untuk membangun masing-masing satu rumah yang besar untuk menjadi peringatan bagi setiap mereka. Kontraktor pertama mengatakan dalam hatinya: “Ini kesempatan terakhir saya untuk membangun rumah orang tua itu. Sudah bertahun-tahun saya bekerja baginya, dan saya sudah mendapat banyak keuntungan dari dia. Mungkin kini ia membangun rumah untuk dirinya dan keturunannya. Saya akan membangun rumah yang terbaik dengan keuntungan serendah mungkin, supaya ia akan tetap mengingat saya.” Lalu, ia membangun rumah dengan sebaik mungkin untuk dipersembahkan kepada orang tua itu.
Tetapi, kontraktor yang satu lagi berpikiran lain, “Ini kesempatan terakhir. Kalau tidak mengambil bahan sebanyak-banyaknya, pasti tidak akan ada kesempatan baik seperti ini lagi.” Maka, ia mengkorupsi banyak sekali bahan dari pembangunan rumah itu. Dan waktu yang ditetapkan, keduanya datang untuk menyerahkan kunci. Pada malam itu, di dalam pesta, orang kaya itu berkata: “Rumah yang kalian bangun sebenarnya sudah saya siapkan untuk menjadi hadiah bagi kalian masing-masing, karena saya mengingat apa yang sudah kalian kerjakan bagi saya.”
Kemudian, kedua kontraktor itu secara bergantian dipanggil kedepan untuk menerima kembali kunci rumah masing-masing. Kontraktor yang bekerja dengan jujur menerima dengan penuh ucapan syukur, tetapi kontraktor yang bekerja dengan tidak jujur merasa menyesal sekali karena telah membangun rumah seperti itu. Akhirnya, yang dikerjakannya tidak ditanggung oleh orang lain, tetapi ditanggung oleh diri sendiri!
Jika kita tidak setia dengan apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita, maka Ia tidak akan mempercayakan rahasia Kerajaan Allah kepada kita.
Dua Serigala
Seorang pemuda Indian bertanya kepada kakeknya, mengapa dirinya begitu gampang tersinggung dan cepat marah. Ia ingin tahu cara mengubah perangainya. Sang kakek bercerita bahwa dalam diri manusia ada “dua serigala”. Serigala yang satu selalu berpikiran negatif, mudah marah, dan suka berprasangka buruk. Adapun serigala yang lain selalu berpikiran positif, baik hati, dan suka hidup damai. Setiap hari kedua serigala ini berkelahi. “Lalu serigala mana yang menang?” tanya si pemuda. “Serigala yang setiap hari kamu beri makan.”
Dalam diri kita ada sisi baik dan sisi buruk. Sisi mana yang kemudian menjadi dominan sangat ditentukan oleh makanan rohani yang kita makan. Baik makanan rohani itu berasal dari pola asuh dan lingkungan kita, maupun makanan rohani yang kita sendiri upayakan.
Sebagai manusia baru di dalam Tuhan, kita perlu terus-menerus berjalan dengan Kristus, belajar dari Kristus dan serupa dengan Kristus yaitu dengan membuang segala sifat buruk dan terus memupuk segala sifat baik. Dengan semakin banyak memupuk sisi baik, lama-lama sisi buruk kita akan tenggelam.
Friday, October 17, 2008
POHON APEL
Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.
Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel.
Wajahnya tampak sedih.
"Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.
"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu.
"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."
Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi.
Pohon apel itu kembali sedih.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.
"Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel.. "Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?" "Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.
Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.
Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.
Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.
"Ayo bermain-main lagi denganku." kata pohon apel. "Aku sedih," kata anak lelaki itu.
"Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?" "Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."
Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.
Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.
"Maaf anakku," kata pohon apel itu.
"Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu." "Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." Jawab anak lelaki itu. "Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." Kata pohon apel. "Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." jawab anak lelaki itu. "Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini." Kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata. "Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." kata anak lelaki. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu." "Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."
Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.
Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apapun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.
Wednesday, October 15, 2008
Nikmatnys Es Teh Manis
Nah tayangan kali ini mengungkap kasus es batu yang banyak digunakan di warung-warung seluruh Jakarta. Es batu ini ternyata berasal dari air sungai ciliwung yang kinclong banget warnanya itu. Pada awalnya mereka menggunakan zat pemutih agar air keliatan lebih jernih.. Kemudian dimasukkan kedalam pendingin dan jadilah peti-peti es yang besar dan bening. Awalnya es ini hanya digunakan untuk mengawetkan makanan (ikan, buah dan sayuran) atau mendinginkan minuman botol pada kotak2 yang tidak memiliki sistem refrigerator. Tapi sialnya, para penjaja makanan dan minuman di jakarta (bahkan warung-warung yang besar) menggunakan es ini pada minuman dingin yang mereka jual. Es teh manis, aneka juice, es campur, es doger, dan lainnya yang membuat kita menelan ludah ketika melihat minuman ini kala terik menyengat. HANYA dengan alasan MURAH, OMG!
Taukah kalian, setelah tim investigasi TransTV mencoba mengambil sampel secara acak di beberapa penjual yang menggunakan es ini pada aneka minuman, dan kemudian mengetesnya di laboratorium, terbukti dalam es itu mengandung bakteri E-COLI jauh diatas batas normal (10.000 - 20.000 per 100 mL). Dengan kata lain es ini mengandung bakteri hampir setara dengan (maaf) kotoran manusia.
Nah... Masih mau jajan sembarangan? ?? Emang Home made jauhhhhh lebih enak dan Sehat!!!!
Es Batu Lebih Kotor Ketimbang Air Toilet 28-02-2006.
Anda suka meminum minuman dingin dari restoran siap saji? Mulai sekarang Anda harus berhati-hati karena lewat penelitian telah terbukti es batu yang disediakan restoran fast food mengandung lebih banyak kuman daripada air toilet. Ihh...
Anda kerap merasa kurang nyaman menggunakan air yang berada di kamar mandi umum? Tentunya Anda tak bisa menjamin kebersihan air tersebut bukan? Tapi apakah Anda pernah berpikir dari mana asal air yang dibekukan menjadi es batu di restoran siap saji?
Sepertinya Anda harus mengubah anggapan bahwa es batu yang berasal dari restoran siap saji aman untuk dikonsumsi. Sebuah penelitian baru-baru ini membuktikan bahwa 70% es batu restoran siap saji lebih memiliki banyak kuman dibandingkan air toilet. Penelitian ini dilakukan oleh seorang anak perempuan yang baru berusia 12 tahun, Jasmine Roberts. Lewat penelitian ini Jasmine berhasil mendapatkan penghargaan proyek sekolah menengah.
Jasmine membuktikan penelitian ini dengan mengambil contoh es batu dan air toilet dari lima restoran siap saji yang berada di wilayah Florida Selatan. Setelah lengkap, ia melakukan pengecekan bakteri dari contoh es batu dan air toilet itu di University of South Florida. Dari hasil tes positif ditemukan bakteri E.coli yang biasanya terdapat dari sisa air pembuangan yang menyebabkan timbulnya beberapa jenis penyakit. 'Bakteri ini seharusnya tak berada di dalam es batu. Jasmine membantu kita memperingatkan adanya bahaya kesehatan yang bisa disebabkan oleh es batu ini,' ungkap Dr. David Katz kontributor masalah kesehatan 'Good Morning Amerika' seperti dilansir detikhot dari ABC News, Senin (27/2/2006).
Baik Jasmin dan Dr. David mengatakan bahwa es batu tersebut dinilai lebih kotor dari air toilet karena mesin es batunya tidak bersih dan orang menggunakan tangan yang kotor untuk mengambil es. Sedangkan air toilet dinilai lebih bersih karena berasal dari sumber air yang telah melalui proses penyaringan
(diambil dari detikHot)
Monday, October 13, 2008
PDKT Itu Perlu
1. Waktu rame-rame biasanya doi nggak akan sejaim kalau berduaan. Jadi dari situ kita bisa lebih ngelihat kepribadian doi yang lebih asli. Apa doi orang yang jorok, tukang ngambek, tukang copet, dsb.
2. Temen-temen juga akan kasih informasi tentang doi lebih banyak tanpa sungkan-sungkan sama kita. Kalo belum apa-apa kita udah berduaan, maka biasanya mereka jadi nggak enak buat ngomong apa adanya tentang doi.
1. Kalo tahunya nggak cocok dan bubaran, kita udah ngorbanin friendship kita hanya untuk sesuatu yang konyol. Mau main rame-rame lagi juga jadi kagok.
2. Kita bisa jadi batu sandungan, anak Tuhan kok kesannya suka mainin orang alias gonta-ganti pasangan terus.
Sunday, October 12, 2008
Mengampuni Sesama sebagai wujud tindakan KASIH
Ditulis oleh Rehobot.net
Gubuk yang Terbakar
Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelematkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.
Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.
Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya.
Dia sedih dan marah. "Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya."Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya."Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.
Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu "tanda asap" bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negatif terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Bapaku Pemulung Ulung
Babi & Kucing
Suatu hari, Philip Yancey, penulis kristiani ternama, didatangi seorang pria yang menyatakan ingin menceraikan istrinya dan menikahi perempuan lain. Ia bertanya, “Maukah Allah mengampuni dosa yang akan saya lakukan ini? Bukankah Allah Mahakasih?” Yancey mengingatkan, jika seseorang sengaja hidup dalam dosa, bisa jadi ia lupa kembali ke jalan Tuhan. Namun, nasihat itu tak digubris. Rencananya tetap dijalankan. Ternyata benar, pria itu tak lagi mau kembali. Ia tidak hanya jatuh dalam dosa, tetapi juga memilih hidup dalam dosa.
Ini serupa dengan cerita tentang babi dan kucing. Pria itu memilih menjadi seperti babi, yang bila dimasukkan ke kubangan, ia betah berkubang di situ. Ia tak memilih sikap seperti seekor kucing, yang bila jatuh ke kubangan, ia akan segera berupaya keluar.
Seperti Yancey, Paulus pun mengingatkan kita supaya berhati-hati. Setelah menerima kasih karunia Tuhan, kita harus berjaga-jaga agar jangan diperalat lagi untuk menjadi hamba dosa, sebab kita sudah dimerdekakan! Yesus sudah menjalani pertukaran di kayu salib dengan harga yang sangat mahal untuk membebaskan kita dari segala dosa.
GARAM
Seorang koki sedang mempersiapkan perjamuan istemewa untuk pesta pernikahan Raja. Bahan makanan dan bumbu-bumbu telah tersedia untuk diramu berdasarkan resep khusus. Wah, ternyata ada bumbu penting yang ketinggalan, GARAM!
Sang koki kebingungan, sebab tanpa garam tidak akan pernah ada perjamuan istemewa yang akan menyenangkan hati Raja. Koki segera mengambil sebotol garam, kemudian dibukanya tutup botol tersebut hendak dikeluarkan garamnya. Tiba-tiba garam dalam botol berteriak, "Jangan!!!" Koki heran dan bertanya, "Kenapa?? Jangan takut, aku akan menjadikan engkau hidangan yang menyenangkan hati Raja pada hari pernikahannya."
Garam-garam itu pun berteriak dan menjawab dengan berbagai jawaban. "Jangan, nanti kami tidak dapat berkumpul lagi bersama teman-teman garam dalam botol yang sangat indah ini""Jangan, nanti kami larut dalam masakan, dan kami kehilangan bentuk dan warna kami, lalu orang-orang tidak dapat mengagumi kami lagi sebagai garam yang putih bersih""Jangan, nanti kami menderita kepanasan ketika sedang diproses untuk menjadi masakan""Jangan,...." Demikian banyak butir garam memberi alasan. Akhirnya cuma sedikit garam yang bersedia diramu menjadi masakan istimewa sang koki.
Pesta pernikahan Raja tiba. Perjamuan istimewa diadakan bagi Sang Raja pada hari pernikahannya. Wah, perjamuan yang sangat luar biasa, hidangan yang disajikan sungguh nikmat. Raja sangat senang.Garam-garam yang menyediakan dirinya untuk dipakai oleh koki, masuk ke dalam tubuh Sang Raja dan tinggal bersatu di sana selamanya. Garam-garam lainnya yang menolak dan tinggal dalam botol, kemudian dibuang karena sudah tidak berguna lagi.Untuk menjadi satu dengan kehidupan Kristus, kita harus bersedia membayar harga dengan menukar hidup kita.
Kasih yang pura-pura
Sampai pada suatu hari natal, tuan itu sadar bahwa kesenangannya mengganggu itu tidak baik, karena hal itu membuat si koki yang setia menjadi susah. Sebagai tanda penyesalannya, lalu pagi-pagi sekali si majikan menghampiri si koki di tempat kerjanya,”Sahabat, maafkan saya. Selama ini saya selalu mengganggu kamu dengan perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Saya berjanji, mulai hari ini saya tidak akan pernah mengganggu lagi.”
Si koki lalu menjawab,”Tuan, saya juga ingin minta maaf karena saya juga banyak bersalah. Selama ini saya marah kepada Tuan, tetapi saya tidak berani melawan. Maka sebagai balas dendam, setiap hari ketika saya memasak untuk tuan, saya memasukkan keringat saya kedalam masakan itu!”
“Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.” (Roma 12:9)]
sumber: Secangkir Sup Bagi Jiwa Anda #4, Metanoia Publishing
Damai sejahtera
Pada suatu ketika, Ibu Teresa menghadiri suatu pertemuan bersama dengan raja, presiden, perdana menteri, serta negarawan dari seluruh dunia. Semua yang hadir mengenakan mahkota, permata, mutiara, dengan baju sutra, beludru, serta perhiasan mahal lainnya. Ibu Teresa hanya menggunakan pakaian sari (pakaian khas India) yang dijepit dengan peniti.
Ibu Teresa lalu terlibat dalam pembicaraan dengan seorang bangsawan. Bangsawan itu menanyakan mengenai pelayanannya bagi orang-orang termiskin di Kalkuta. Pada akhir pembicaraan, ia menanyakan apakah Ibu Teresa tidak merasa kecewa karena hanya memperoleh sangat sedikit kekayaan dari pelayanannya. Bunda Teresa menjawab, “Tidak, aku tidak kecewa. Ketahuilah bahwa Tuhan tidak memanggilku untuk melakukan pelayanan yang penuh dengan kekayaan materi. Ia memanggilku untuk melakukan pelayanan yang penuh dengan kemurahan hati.” Dan, sejarah mencatat bahw Ibu Teresa hidup dengan penuh damai sejahtera dan sukacita walaupun hidupnya jauh dari kekayaan materi.
Sumber: 50 Renungan yang membawa berkat, Metanoia Publishing
Sang Jerapah
Dalam bukunya yang berisi suatu gambaran tentang kehidupan di rimba, Garu Richmond bercerita tentang saat pertama kali seekor bayi jerapah belajar untuk hidup di dalam rimba yang keras. Induk jerapah akan menundukkan lehernya untuk melihat bayinya. Kemudian, si induk jerapah melakukan suatu hal yang tidak dapat diterima akal sehat. Induk jerapah mengayunkan kakinya dan menendang bayinya berada di atas tumit. Tetapi, bila si bayi belum juga berdiri, proses kekerasan ini akan terus diulangi. Selama tumit bayi jerapah masih lemah, induk jerapah akan menendangnya kembali untuk mendorong si bayi agar mencoba untuk berdiri. Akhirnya, si bayi pun dapat berdiri untuk pertama kalinya dengan kakinya yang lemah.
Kemudian, induk jerapah melakukan suatu hal yang luar biasa, yakni menendang bayinya hingga terjatuh kembali. Mengapa? Induk jerapah ingin mengajar bayinya, bagaimana ia harus bangkit kembali setelah terjatuh. Didalam rimba yang keras yang menjadi tempat tinggalnya, bayi jerapah harus dapat segera bangkit kembali setelah terjatuh sehingga tidak terpisah dari kelompoknya agar aman dari singa, harimau, dan serigala yang sering memburu bayi jerapah. Bila induk jerapah tidak mengajar bayinya untuk cepat bangun setelah ia terjatuh, bayinya akan menjadi mangsa binatang buas.
Sama halnya dengan pendidikan Kristus akan berlangsung terus menerus sampai kita diubah menjadi serupa denganNya.
Kerendahan hati
Booker T. Washington, seorang kulit hitam yang menjadi pendidik terkenal di Institute Tukegee merupakan orang yang terkenal dengan kerendahan hatinya. Tidak lama setelah ia menjabat sebagai presiden dari Institute di Alabama, ia berjalan-jalan di pinggir kota. Seorang wanita kulit putih tiba-tiba menghentikannya. Karena tidak mengenal Washington, maka wanita yang kaya ini lalu menawarkan kepada laki-laki kulit hitam itu apakah ia mau mendapatkan uang dengan memotong kayu untuknya. Setelah berpikir bahwa tidak ada urusan yang mendesak, maka profesor Washington tersenyum dan menggulung bajunya dan mulai mengerjakan pekerjaan kasar yang diminta.
Setelah selesai, ia membawa kayu-kayu itu kedalam rumah dan meletakkannya didekat perapian. Seorang gadis kecil mengenalinya dan kemudian memberitahu wanita itu. Keesokan harinya, wanita tadi dengan perasaan malu datang ke kantor Washington dan meminta maaf.
“Tidak apa-apa bu,” jawabnya, “adakalanya saya menyukai pekerjaan kasar, disamping itu sungguh menyenangkan dapat menolong seorang teman.”
Wanita tadi dengan hangat lalu menjabat tangan Washington dan memberikan pujian atas prilakunya yang sangat rendah hati. Beberapa waktu kemudian wanita tadi menyatakan pernghormatannya dengan ikut menyumbang beribu-ribu dolar untuk Institute Tukegee.
HIDUP YANG DAPAT DIJELASKAN DALAM SATU KALIMAT
HIDUP YANG DAPAT DIJELASKAN DALAM SATU KALIMAT
Arthur Ashe, adalah pemain legendaris Tenis Wimbledon yang meninggal karena AIDS akibat transfusi darah yang yang diterima saat operasi jantung pada 1983. Pada suatu kali, ia menerima sebuah surat dari penggemarnya yang bertanya, “Mengapa Allah memilih Anda untuk menerima penyakit buruk itu.” Arthur menjawab: Ada 50 puluh juta anak yang memulai untuk bermain tenis di seluruh dunia. Namun, hanya 5 juta saja yang telah belajar untuk bermain tenis. Ada 500,000 orang yang belajar bermain tenis secara profesional. Di antara mereka, terdapat 50,000 yang siap mengikuti turnamen yang diadakan setiap waktu. Ada 5000 petenis yang berhasil mengikuti turnamen grand slam. Ada 50 petenis mengikuti turnamen Wimbledon, tapi hanya 4 petenis yang berhasil mencapai semi final, lalu 2 petenis berhasil bertanding final. Namun, hanya saya yang berhasil memenangkan piala. Ketika memegang piala di tangan, saya tidak bertanya kepada Allah “Mengapa Saya?” Hari ini saya tidak bertanya kepada Allah saat saya sakit, “Mengapa Saya?” Kebahagiaan hanya akan menjaga Anda bersikap manis. Tantangan menjaga Anda tetap kuat. Dukacita menjaga Anda tetap manusiawi. Kegagalan membuat Anda rendah hati. Kesuksesan membuat Anda bersemangat, tetapi hanya sikap dan kesetiaan akan menjaga Anda untuk tetap maju.
HATI YANG BERKORBAN
Pada suatu hari, disebuah kelas sekolah minggu ada seorang anak perempuan yang akan pulang ke rumahnya karena tidak ada tempat lagi baginya dikelas itu. Tiba-tiba seorang guru melihatnya dan anak itu dikejarnya sambil berkata,”Nak, jangan pulang, Bapak akan mencarikan tempat bagimu.”
Lalu anak itu digendongnya serta dicarikan tempat dikelas yang memang terlalu kecil karena padatnya. Smabil mengusap air mata yang jatuh membasahi pipi anak yang manis itu, si guru berkata sambil menghibur, “Kami berharap lain kali sekolah dapat menyediakan ruangan kelas yang lebih besar.”
Setelah pulang ke rumah, anak itu mulai menabung untuk dapat disumbangkan ke gereja tersebut sehingga dapat memperbesar kelas sekolah minggu. Namun beberapa waktu kemudian anak itu meninggal dunia. Setelah acara pemakaman selesai, ayah anak itu menceritakan kepada Dr. Russel Conwell segala sesuatunya dan menyerahkan uang tabungan anaknya yang hanya berjumlah 57 sen.
Sejak saat itu sebuah panitia pembangunan gereja dibentuk dengan modal uang sebesar 57 sen. Tuhan lalu menggerakkan hati umatNya begitu rupa, sehingga dalam tempo yang singkat dapat dikumpulkan uang tunai sejumlah 10.000 dolar. Beberapa waktu kemudian, sebuah gedung gereja yang besar lengkap dengan ruang-ruang kelas yang lebar untuk sekolah minggu telah didirikan.
Persembahan yang dipersembahkan kepada Tuhan dengan ketulusan hati, tidak akan terbuang percuma.
Sumber: Secangkir sup bagi jiwa anda #6, Metanoia Publishing