Wednesday, February 18, 2009

Terus Bergerak Maju dan Naik Tingkat!


Terus Bergerak Maju dan Naik Tingkat!

Naik tingkat bukan hanya berada di posisi yang lebih baik, tapi juga harus siap menerima dan mengalami perubahan. Selama bulan ini kita sudah belajar bagaimana kita tidak hanya diam, melainkan harus bertindak dan harus mau berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Nah, setelah kita bertindak, langkah apa lagi yang harus kita ambil?

Matius 25:21 berkata: “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”

Seringkali ketika kita sudah bertindak untuk sebuah perubahan, ada banyak tantangan dan godaan yang kita hadapi yang membuat kita akhirnya kembali lagi ke kondisi kita yang semula. Misalnya, kebiasaan bangun siang dan saat teduhnya jadi super siang. Kita mencoba untuk berubah dalam satu, dua hari, seminggu tapi setelah itu kita kurang setia dan mulai kompromi lagi.

Karena itu, setelah kita belajar untuk berubah dan mulai bertindak, firman Tuhan mengingatkan kita untuk setia di dalamnya. Karena untuk naik tingkat dan mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar, sangat ditentukan dari kesetiaan. Dalam segala aspek kehidupan kita, baik itu di sekolah, kampus, keluarga, gereja , lingkungan dan di mana saja, ketika kita belajar untuk terus setia, Tuhan akan membawa kita ke level berikutnya dalam kehidupan kita. Mari kita belajar untuk setia terhadap perubahan yang lebih baik bagi kehidupan kita.

Komitmen Untuk Memulai Perubahan


Komitmen Untuk Memulai Perubahan

Apakah kamu rindu mengalami perubahan yang maksimal? Pasti setiap kita rindu mengalami perubahan. Pertanyaannya, bagaimana caranya kita bisa mengalami perubahan yang maksimal?

1. Temukan dalam bidang atau area apa kita ingin berubah (sebagai pelajar/mahasiswa, hubungan dalam keluarga, kerohanian, dll).
2. Belajar lewat melihat teladan orang yang sudah berubah dalam bidang/area yang ingin kita ubah

Dalam Firman Tuhan dikatakan:
Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Mat. 4:19)

Setelah murid-murid mendengar berita Injil Kerajaan Allah, langkah selanjutnya untuk mengalami perubahan adalah mengikut Yesus. Kenapa Tuhan mau murid-murid mengikut Dia? Karena ketika kita mengikuti seseorang, kita bisa melihat apa yang orang itu lakukan. Jadi yang paling penting untuk mengalami perubahan adalah pertama kita harus memiliki komitmen untuk MELIHAT orang yang gaya hidupnya sudah berubah. Misalnya jika kita ingin berubah dalam hal belajar, kita harus mengikuti dan melihat orang yang punya cara belajar yang baik. Inginkah kita berubah? Mulailah dengan komitmen untuk melihat contoh dari siapa kita ingin belajar. Selamat memulai sebuah perubahan! 

“Perubahan bukanlah perubahan sampai terjadi perubahan.“

QUO VADIS?


QUO VADIS?*

Saat kita tidak tahu mau ke mana dan melakukan apa, biasanya kita melakukan apa yang orang lain lakukan. Tapi akibatnya kita menjadi letih karena melakukan sesuatu yang belum tentu kehendak Tuhan.

Sesungguhnya Tuhan mau memakai kita dengan dahsyat, namun di tengah berbagai fakta yang ditawarkan, perlahan kita berubah dari orang yang idealis menjadi realis. 

Kenapa kita kehilangan idealisme?

1. Posisi kita saat ini (Ibrani 10:22)
Pergumulan kita melawan realisme seringkali membuat hati tawar. Komsel yang tidak juga multi, orangtua yang belum bertobat padahal sudah didoakan bertahun-tahun, dsb. Ujung-ujungnya, kita kecewa. Kita mulai kompromi dan tak lagi punya hati yang tulus ikhlas. Akibatnya, kita tertuduh waktu datang pada Tuhan. Kita sulit mendengar suara Tuhan dan rencana-Nya. We just do the things right, but not the right things.

2. Kita sudah tidak punya pengharapan (Ibrani 10:23)
Rencana dan pengharapan yang besar pasti disertai kuasa yang besar (Ef. 1:18-22). Sikap realistis mengajarkan kita berpikir dengan cara manusia, bukan cara Allah. Itu sebabnya ketika orang idealis mencapai puncaknya, mereka akan melampaui jauh dari yang bisa dibayangkan, karena mereka menggunakan metode Allah. Abraham masih mendirikan tenda di tanah Kanaan karena yang dibayangkan Abraham adalah kota yang dibangun Allah sendiri, di mana jalan-jalannya terbuat dari emas.

3. Tidak punya komunitas yang mendukung (Ibrani 10:24-25) Domba yang diserang serigala adalah domba yang keluar dari kumpulannya. Kapan kesepian terbesar melanda kita? Saat kita tak lagi ada dalam komunitas. Kita merasa seperti orang gila di tengah dunia yang real. Seandainya kita berada di tengah orang yang punya visi sama, kita tidak akan merasa aneh.

Mari kembali pada hati Bapa, kembali pada hubungan intim dengan-Nya sampai kita mendapatkan kembali gairah-Nya. 

*Where are you going? (latin)

BERAKAR DALAM ALLAH


BERAKAR DALAM ALLAH

Salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang history maker adalah RADIKAL. Radikal mempunyai arti mengakar atau sampai ke akar-akarnya.

Radikal seperti apakah yang Tuhan inginkan? Atau bahasa lainnya, Tuhan mau kita mengakar dalam hal apa? Apakah pelayanan? Sekolah, kuliah, pekerjaan? Atau apa?

Ada seorang anak muda yang pernah menjadi history maker karena dia adalah seorang yang radikal. Anak muda ini bernama Daniel. Daniel adalah seorang yang radikal terhadap Firman Tuhan. Ketaatan penuh Daniel kepada Allah membuat dia menjadi seorang history maker. Keradikalan seperti apa yang dia miliki ?

1. Berketetapan hati atau tidak kompromi (Daniel 1:8) 
Sebelum kita membuat sejarah di bangsa ini, di sekolah, kampus atau pun keluarga kita, hendaknya kita membuat sejarah terlebih dahulu buat diri kita sendiri dengan tidak kompromi dengan dosa atau pun celah yang bisa membawa kepada dosa. Milikilah ketetapan hati seperti Daniel

2. Intim dengan Tuhan (Daniel 6:11) “Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.” 
Dari ayat di atas kita sudah mengerti apa yang membuat Daniel menjadi begitu pintar serta dihormati oleh raja di zamannya. ] Keintimannya dengan Allah membuatnya menjadi sahabat Allah.

“Menjadi radikal di dalam Tuhan tidak berarti ikut dalam berbagai macam pelayanan, tetapi berakar di dalam Keintiman dan Ketaatan penuh kepada Allah”

History Maker


History Maker

Tuhan menciptakan setiap kita dengan rancangan yang luar biasa, Firman Tuhan di Yeremia 29:11 berkata, ”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.” Tuhan rindu setiap kita menjadi history maker.

Bagaimana agar kita bisa menjadi history maker? Ada 3 langkah yang bisa kita lakukan menurut Efesus 2:10: 
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

1. Sadar bahwa kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus sempurna, serupa dan segambar dengan Allah. 
   Artinya kita harus dipulihkan dari belenggu masa lalu.

2. Tahu pekerjaan baik yang sudah Tuhan persiapkan sebelumnya, ini berarti kita harus tahu panggilan Tuhan dalam hidup kita.

3. Hidup dalam panggilan Tuhan, mulai melangkah dengan iman dan setia berjalan dalam panggilan yang Tuhan sudah beri dalam hidup kita.

Mari kita mempraktekkan 3 langkah di atas terus-menerus dalam hidup kita, sekalipun badai menerpa, kita tetap setia. Selamat menjadi history maker.

Diuji, bertahan dan menang!!!


Diuji, bertahan dan menang!!!

Suatu kali Tuhan mengijinkan iblis untuk menguji Ayub, seseorang yang justru berkenan di mata Tuhan. Iblis berpikir bahwa jika semua hal diambil dari Ayub, ia akan menyerah dan menjauhi Tuhan.

Penderitaan yang dialami Ayub sungguh luar biasa; selain harus kehilangan segalanya, ia juga ditimpa barah yang busuk dari telapak kaki sampai ke kepalanya sampai harus menggunakan beling untuk menggaruk badannya.

Tapi mental Ayub untuk bertahan sangat luar biasa! Ia memutuskan untuk tidak menyerah dan terus setia pada Tuhan, meskipun mengalami hal-hal yang menyakitkan. Di tengah tekanan dan penderitaan yang dialaminya, ia terus memegang imannya pada Tuhan.

Bagaimana caranya kita bisa memiliki mental untuk bertahan seperti yang dimiliki Ayub:

1. Memandang masalah atau pengujian yang kita hadapi sebagai proses pembentukan kita sebagai pengikut Kristus.
2. Percaya kalau kita lebih dari pemenang.
    Seorang yang lebih dari pemenang adalah orang yang menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan.
3.Terus membangun hubungan yang intim dengan Tuhan sehingga dapat lebih mengerti maksud Tuhan dalam hidup kita.

Benar dan Setia


Benar dan Setia

Ada masanya kita merasa hidup itu berat, down, gak layak, merasa Tuhan jauh karna kita tertuduh. Tuhan sedang murka dan kitalah yang gak benar. Lalu keselamatan mulai dipertanyakan. Tapi, akan ada saatnya kita gak akan seperti itu lagi. Kapan?

Pada waktu itu engkau akan berkata: "Aku mau bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, karena sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi murka-Mu telah surut dan Engkau menghibur aku. Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak gementar, sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku." Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan. (Yes 12:1-3)

Itu terjadi ketika kita gak bersandar lagi pada yang mengalahkan kita, tetapi bersandar pada Tuhan yang Mahakudus. (Yes 10:20) Hidup itu peperangan. Dan dalam peperangan hanya ada dua pilihan. Menang atau kalah. Merdeka atau budak. Ketika kita kalah, kita menjadi tawanan. 
Artinya kita melakukan apa yang diingini oleh yang mengalahkan kita. 
Kita bisa menang ketika kita masuk ke dalam kota perlindungan yang kuat di mana Tuhan sendiri yang memasang tembok dan bentengnya.

"Pada kita ada kota yang kuat, untuk keselamatan kita TUHAN telah memasang tembok dan benteng. Bukalah pintu-pintu gerbang, supaya masuk bangsa yang benar dan yang tetap setia! Yang hatinya teguh Kau jagai dengan damai sejahtera …. (Yes 26 : 1-4)

Syaratnya :
1.  Menjadi bangsa yang benar, yaitu saat kita menerima Yesus. Karna darah-Nya membenarkan hidup kita.
2.  Bangsa yang setia, pada panggilan Tuhan, pelayanan, dan setia membangun hubungan dengan Tuhan.
    Seringkali kita masih jatuh dan tertawan karna kita gak setia. Kita keluar dari kota perlindungan yang Tuhan buat.
    Kita keluar karena tergiur tawaran dunia dan kenikmatan daging. Karna itulah kita perlu dan mutlak punya syarat kedua ini, setia.

Sacrifice (pengorbanan)


Sacrifice (pengorbanan)

1. Forfeiture of something highly valued for the sake of one considered to have a greater value or claim (penebusan akan sesuatu yang bernilai tinggi untuk kepentingan seseorang yang dianggap memiliki nilai yang lebih tinggi lagi) - The American Heritage® Dictionary of the English Language,

2. A surrender of something of value in order to gain something more desirable (penyerahan akan sesuatu yang berharga untuk mendapatkan sesuatu yang lebih diutamakan) - Collins Essential English Dictionary 2nd Edition 2006

Berkenaan dengan arti kata penebusan, itulah arti nilai kita di mata Allah. Allah memberikan Kristus sebagai ganti kita, karena bagi Dia, kita memiliki nilai yang amat tinggi.

Sebagai ganti apa yang telah Allah berikan bagi kita, pernahkah kita melakukannya untuk orang-orang di sekeliling kita? Pengorbanan yang kita lakukan dapat mencakup tiga hal, yaitu dalam daya, doa dan dana kita. Misalnya, bayarin biaya champion camp, ataupun investasi waktu senggang kita, yang harusnya bisa bersantai tapi kita gunakan untuk bangun hubungan dengan orang lain.

Tahukah teman-teman, salah satu ciri murid Kristus adalah kita harus rela berkorban (bayar harga) untuk orang-orang yang Tuhan percayakan kepada kita untuk kita muridkan. Saat kita rela berkorban, saat itu pula sesungguhnya kita meneladani apa yang telah Kristus lakukan untuk kita.

”Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang dalam penderitaan Kristus untuk tubuhnya, yaitu jemaat – Kolose 1: 24”

PERCAYA YESUS TIDAK MEMBUTUHKAN PENGORBANAN 
IKUT YESUS MEMERLUKAN SEDIKIT PENGORBANAN 
MELAYANI YESUS KITA HARUS MENGORBANKAN SEMUA YANG ADA PADA KITA