Wednesday, December 10, 2008

Willingness (Kemauan)

Willingness (Kemauan)

Setiap individu memiliki cita-cita untuk sukses. Untuk mewujudkannya diperlukan tekad/kemauan. Kemauan yang kuat sangat diperlukan untuk meraih impian.  Tanpa kemauan yang kuat, apa yang dikerjakan bisa tidak selesai dan berhenti ditengah jalan. Diperlukan usaha yang keras, seperti pelari yang terus berjuang mencapai garis finis, seperti petani yang terus bersabar menunggu beberapa bulan padi panenannya. Tanpa kemauan tidak akan ada kesuksesan. Banyak orang yang bermimpi ingin sukses tetapi banyak yang gagal, dan yang membedakan orang yang sukses dan yang gagal adalah kemauan mereka.

Apakah yang menyebabkan seorang tidak punya kemauan yang kuat?

1. Pola asuh yang permisif
Orang tua yang mendidik dengan permisif yaitu dengan menuruti kemauan anak dengan mudah akan menyebabkan anak kurang bisa bertanggungjawab dan mengambil keputusan sendiri, akibatnya anak menjadi manja dan tidak punya kemauan kuat untuk mewujudkan keinginannya sendiri.

2. Kurangnya pengenalan diri
Seseorang yang kurang mengenali dirinya sendiri, kelebihan dan kelemahannya, tidak mengetahui tujuan hidupnya, akan mengalami kesulitan untuk focus sehingga tidak akan menimbulkan kemauan dan motivasi yang kuat.

3. Takut gagal
Seseorang yang takut jika membayangkan dia gagal, takut bahwa dampak buruk kegagalan yang timbul akan membuat dia dan dipandang rendah orang lain, sehingga ia tidak punya kemauan untuk sukses dan memilih untuk tidak mencoba mewujudkan keinginanya.

Solution tips

1. Kenali diri
Gali kebutuhan dan keinginan terdalam kita. Apa yang yang ingin kita kejar dalam hidup kita, sehingga dengan tau tujuan hidup kita, kita akan lebih mudah fokus dan mengerahkan kekuatan kita dengan sekuat tenaga untuk mencapai impian dan cita-cita kita.

2. Mintalah nasehat
Datanglah pada orang yang lebih dewasa dan telah berhasil mewujudkan mimpi mereka dan belajarlah dari orang-orang tersebut.

3. Buatlah komitmen
Buatlah komitmen, ketetapan hati untuk mewujudkan apa yang kita cita-citakan. Dan ceritakan pada orang lain supaya mereka dapat mendukung dan mengingatkan kita ketika kita lemah.

The Word Of Wisdom

Sukses atau tidak bukanlah ditentukan oleh kurangnya kekuatan,
kurangnya pengetahuan, tetapi lebih karena kurangnya kemauan.

Sumber: http://www.qtq.co.id/

Maturity (Kematangan)

Maturity (Kematangan)
 
Setiap individu pasti mengalami pertumbuhan atau perkembangan. Jika tidak, maka ia tidak akan berfungsi atau  mati. Pertumbuhan yang dialami adalah pertumbuhan fisik dan mental. Namun kenyataannya, sering kita jumpai orang yang matang secara fisik atau usia  tetapi mentalnya tidak matang. orang yang tidak dewasa atau tidak matang bisa menghambat pertumbuhan orang lain yang ada disekitarnya. Selain itu, kerugian dari ketidak matangan adalah dapat  menghambat dalam masa depan, karena dia akan mengalami kesulitan dalam bergaul, dan dalam melakukan setiap peran kehidupan yang dimilikinya.

Apakah yang menyebabkan seorang tidak dewasa?

1. Pengaruh dari lingkungan
Keluarga atau lingkungan yang selalu menuruti kemauan anak akan membuat dia menjadi manja. Anak yang manja akan selalu mau menang sendiri dan egonya ingin selalu dilayani, akibatnya anak akan egois, tidak mau diatur sehingga tidak dewasa.
 
2. Tidak mau berubah.
Seseorang yang tidak mau keluar dari zona nyamannya, tidak berani mencoba hal-hal yang baru, tidak berani ambil resiko, akan membuat dia menjadi cengeng dan cepat menyerah.
 
3. Kurang latihan.
Kurang biasa untuk belajar hal yang lebih menantang, tidak pernah mengasah pola pikir dengan stimulasi yang cukup.
 
Solution tips
 
1.  Dibidang sosial.
Banyak bergaul dengan orang yang lebih dewasa, lebih bijaksana, dan belajar dari kehidupan mereka.
 
2.  Asahlah pikiran.
Yaitu dengan membaca banyak buku yang menuntut kemampuan berpikir yang tinggi, bukan buku yang mudah dicerna seperti komik. Tontonlah film yang membutuhkan penalaran dan melatih logika.
 
3.  Hadiri kursus atau seminar tentang pengembangan diri.
Investasikan waktu, dan dana untuk menambah wawasan sehingga pola pikir kita bisa berubah.
 
4.  Jangan takut untuk mencoba hal yang baru atau keluar dari zona nyaman.
Meskipun awalnya sakit dan tidak menyenangkan, perubahan tersebut akan membuat hidup lebih menarik, penuh tantangan dan tidak membosankan.
 
The Word Of Wisdom
 
Seorang bayi makan makanan yang lunak, sedangkan orang dewasa makan makanan keras

Sumber: http://www.qtq.co.id/

Respect (Menghormati)

Respect (Menghormati)
 
Setiap kita memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi, dalam berhubungan dengan oranglain agar harmonis, diperlukan satu usaha yaitu pengorbanan dan menghargai orang lain. Menghargai/menghormati orang lain (respect) sangat diperlukan dalam setiap hubungan misalnya antar sahabat, anak-anak dengan orang tuanya, bawahan kepada atasan, dan sebaliknya, serta kepada setiap orang.

Dimasyarakat yang semakin modern ini orang lebih cenderung individualis dan sulit menghargai oranglain. Nilai-nilai bisa bergeser dari hormat menjadi acuh tak acuh/ emang gue pikirin. Kadangkala kita juga menemukan dan mendapat alasan bahwa sulit sekali respect dengan orang yang melukai kita atau orang yang kita tidak cocok. Gesekan dengan orang lain akan selalu kita temui sepanjang hidup kita, tetapi bagaimana kita tetap bisa respect? Mari kita kenali.

Apakah yang menyebabkan seorang sulit menghargai orang lain?

1. Pengaruh eksternal, dari keluarga dan lingkungan
Keluarga atau lingkungan yang menunjukkan perilaku tidak menghargai orang lain, seperti kata-kata yang merendahkan/ meremehkan, menghina, akan mudah ditiru oleh seorang anak dan terbawa hingga dewasa. Sehingga dalam memperlakukan oranglain ia melakukan hal yang sama. Kabar baiknya adalah kita bisa merubah perilaku akibat pengaruh lingkungan di masa lalu.
 
2. Pengaruh internal, dari dalam diri
Seseorang yang memiliki konsep diri buruk, akan cenderung melihat orang lain buruk dan negatif pula. Ia akan bersifat negatif dan tidak bisa melihat sisi baik/positif orang lain sehingga sulit menghargai oranglain.

Solution tips

1. Terimalah diri dan masa lalu, ampuni dan berubahlah
Sadari bahwa kita tidak bisa memilih warna kulit kita, orang tua kita, latar belakang kita dan respon orang terhadap kita, tetapi kita bisa memilih respon/sikap kita terhadap sekitar kita. Setelah menerima diri dan masa lalu, kita harus mengampuni dan memutuskan untuk berubah.

2. Pilihlah untuk terus mengasihi dan menghormati
Meskipun sulit, jangan tergantung pada perasaan, tetapi menghormati adalah pilihan.

3. Minta pada Tuhan .
Mintalah setiap hari kekuatan dari Tuhan untuk sabar menghadapi setiap orang, dan menerima kekuatan dan kelemahan mereka agar kita bisa respect pada oranglain.

The Word Of Wisdom

Untuk menghadapi diri sendiri-gunakan otakmu
Untuk menghadapi oranglain-gunakan hatimu.
Sumber: http://www.qtq.co.id/

Organizing (Pengelolaan)

Organizing (Pengelolaan)

Ada banyak yang perlu dikerjakan dan dikelola dalam hidup, Tuntutan dari setiap peran yang ada, yaitu, sebagai orangtua, sebagai seorang suami/istri, sebagai seorang karyawan dikantor, sebagai direktur, sebagai anggota masyarakat, kita memiliki kewajiban yang harus dikerjakan. Dalam masing-masing peran, menuntut satu usaha untuk mengelola, sebab kalau tidak maka prioritas akan kacau. Secara umum ada 3 hal yang perlu dikelola yaitu pekerjaan, orang(diri sendiri dan orang lain), serta waktu.

Kegagalan mengelola hidup akan membuat hidup tidak seimbang. Ada orang yang terlalu memberi perhatian pada pekerjaan/karier, sehingga hubungan dengan orang-orang terlantar, misal, seorang Bapak memiliki karier yang bagus, sukses, dan uang yang banyak, tetapi hubungan dengan istri tidak harmonis, anak terlibat narkoba dll. Kesuksesannya dikarier tidak akan membuat dia bahagia karena hubungan dengan anak dan istri berantakan. Agar hidup menjadi lebih efektif dan bermakna seseorang harus memiliki kemampuan untuk mengelola. Sehingga ia akan berhasil memenuhi tuntutan peran dengan seimbang dan akan menemukan kesuksesan yang sejati.

Apakah yang menyebabkan sering gagal mengelola?

1. Tidak tau prioritas
Seseorang mengalami kebingungan karena tidak menentukan mana duluan yang harus dikerjakan, misal seharusnya prioritas pertama adalah keluarga, pekerjaan, tetapi keseharian ia tidak menghabiskan waktu dengan keluarganya, akibatnya ia menjadi tidak fokus sehingga gagal mengelola.

2. Tidak bisa tegas/tidak asertif
Seseorang yang tidak bisa tegas menolak pekerjaan dan tugas yang diberikan oranglain akan membuat dia memiliki banyak pekerjaan yang mungkin tidak sesuai dengan prioritasnya. Akibatnya akan terjadi terlalu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan (to much done), karena ia tidak bisa asertif.

3. Kurang tekun
Ketekunan sangat diperlukan dalam mengelola sesuatu, sebab jika tidak tekun atau sabar, maka apa yang dikerjakan tidak akan selesai/berhasil dengan sempurna sesuai yang diharapkan.

Solution tips

1. Buat perencanaan: planning.
Perencanaan sangat diperlukan untuk mengetaui prioritas-prioritas atau mana yang harus dikerjakan dahulu, mana yang penting dan tidak penting atau yang mendesak atau tidak.

2. Fokus.
Dalam mengerjakan sesuatu, harus ada fokus, perhatian penuh pada apa yang harus dikerjakan, sehingga bisa lebih efektif dan tidak membuang-buang waktu.

3. Komitmen yang kuat: just do it.
Apa yang telah kita rencanakan dan kita tau penting tidak akan ada artinya bila tidak di realisasikan. Artinya harus kita kerjakan/ ada tindakan nyata yang konsisten.

The Word Of Wisdom

Bila engkau gagal dalam merencanakan,
berarti engkau sedang merencanakan untuk gagal

Sumber: http://www.qtq.co.id/