MENGUNDURKAN DIRI
Firman berkata kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa… Orang yang mengundurkan diri adalah orang yang pernah maju atau masuk dalam lingkupan kondisi tertentu, lalu setelah melihat situasi yang membuatnya tidak tahan, ia memutuskan untuk mengundurkan diri. Di dalam Tuhan, bukan kondisinya yang salah, ketika kita masuk dalam panggilan dan kehendak-Nya. Tetapi lebih pada keadaan stamina rohani kita yang tidak memadai. Kita berpikir sesuatunya akan mudah dan singkat, tetapi setelah kondisi terasa berat, kita memilih untuk mundur. Saudara yang kekasih, jika saat ini keadaan Saudara di dalam Tuhan terasa berat, mengundurkan diri bukanlah pilihan yang tepat. Tuhan tidak berkenan. Jangan mundur, karena kita mestinya tak mengenal istilah mundur. Ingat cerita kelompok orang kusta di Gerbang Samaria? Masuk kota mereka makan tahi merpati, bertahan di tembok mati perlahan-lahan, dan pilihan terbaik maju terus… Ternyata justru kelimpahan yang didapat.
Mengapa orang mengundurkan diri? Faktor utamanya adalah stamina rohani. Ya kita harus selalu ingat dan selalu harus camkan kuat di pikiran dan hati kita:
1. Kita lari marathon dan bukan sprint…
Butuh daya tahan dan bukan hanya kecepatan. Juga butuh kesabaran dan bukan hanya tenaga. Butuh ketekunan dan kesabaran serta tidak tergesa-gesa… itulah yang harus diperhatikan. Karena itu kita mesti bangun manusia roh kita.
2. Siap untuk yang terburuk dan harapkan yang terbaik.
Abraham, pada saat akan mempersembahkan Ishak punya cara berpikiran seperti itu. Di benaknya dia siap Ishak sungguh-sungguh mati, tetapi imannya juga berkata Tuhan sanggup membangkitkannya kembali.
Saudara inilah 2 faktor penting yang harus dicamkan. Dengan demikian kita jadi orang yang benar-benar ‘berhitung’ dengan cerdik, dan tidak perlu berpikir mengundurkan diri ditengah jalan… Puji Tuhan
So… maju ya..
Petrus Agung Purnomo